Wednesday, March 17, 2010

Manajemen Kelas Dalam Meningkatkan Efektifitas Pembelajaran PAI Siswa

ABSTRAK

Kata Kunci : Manajemen Kelas, Efektifitas Pembelajaran, PAI

Sistem desentralisasi pendidikan di era sekarang ini memberikan peluang kepada setiap lembaga sekolah untuk meningkatkan kualitas mutu sekolah yaitu dengan mengimplementasikan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS). Sekolah Menengah Negeri 1 (SMK N 1) Batu sebagai lembaga pendidikan ikut merespon dalam meningkatkan mutu pendidikan dengan mengupayakan kepada setiap guru untuk berkreasi meningkatkan manajemen kelas dengan tepat agar pembelajaran berjalan secara efisien dan efektif. Dengan alasan bahwa kelas merupakan media pertemuan segala komponen pendidikan serta ujung tombak dan juga basis pendidikan. Meskipun SMK Negeri 1 Batu termasuk lembaga sekolah yang berada dibawah naungan Departemen Pendidikan Nasional yang memprioritaskan program Produktif, maka bukan berarti program Normatif yaitu Ilmu Pendidikan Agama harus diabaikan, justru di SMK N 1 Batu ini berusaha meningkatkan kualitas materi PAI dengan tujuan supaya dapat membekali siswa untuk mengembangkan kecerdasan spiritual dan cara bersikap yang baik ketika bergaul di masyarakat.
Konsep Manajemen Kelas ini berusaha untuk memberikan penyelesaian terhadap masalah di kelas, yang cakupannya tidak hanya terbatas pada penyampaian materi saja, akan tetapi mencakup beberapa hal yang menyeluruh untuk mengorganisasi kelas antara lain: pertama kegiatan akademik berupa perencanaan, pelaksanaan dan penilaian pembelajaran. Kedua kegiatan administratif yang mencakup kegiatan procedural dan organisasional seperti penataan ruangan, pengelompokan siswa dalam pembagian tugas, penegakan disiplin kelas, pengadaan tes, pengorganisasian kelas, pelaporan. Jadi konsep manajemen kelas adalah berusaha memberdayakan potensi kelas yang ada seoptimal mungkin untuk mendukung proses interaksi edukatif dalam mencapai tujuan pembelajaran yang efektif khususnya dalam materi PAI. Berdasarkan pemikiran diatas, penulis tertarik untuk mengambil sebuah judul yaitu: “Manajemen Kelas dalam Meningkatkan Efektifitas Pembelajaran PAI Siswa (Studi Kasus di SMK N 1 Batu)”.
Berpijak dari latar belakang diatas, maka permasalahan yang ingin diangkat adalah bagaimana implementasi manajemen kelas dalam rangka meningkatkan efektifitas pembelajaran PAI di SMK N 1 Batu, Apa faktor yang menghambat manajemen kelas dan usaha-usaha yang dilakukan dalam manajemen kelas sehingga dapat meningkatkan efektifitas pembelajaran PAI di SMK N 1 Batu.
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam permasalahan tersebut diatas adalah untuk mengetahui implementasi manajemen kelas dalam rangka meningkatkan efektifitas pembelajaran PAI di SMK N 1 Batu, faktor yang menghambat manajemen kelas dan usaha-usaha yang dilakukan dalam manajemen kelas sehingga dapat meningkatkan efektifitas pembelajaran PAI di SMK N 1 Batu.
Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Teknik pengambilan data melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Untuk menganalisa data digunakan metode deskriptif kualitatif, yakni uraiannya berdasarkan pada gejala-gejala yang tampak. Agar hasil penelitian berjalan dengan baik, maka proses analisa data tersebut dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: pertama, reduksi data yaitu penggolongan dan pemusatan data–data yang sudah diperoleh di lapangan untuk mempermudah peneliti dan data yang diperoleh juga valid, kedua penyajian data yaitu mengumpulkan data secara tersusun dengan memberi kemungkinan adanya kesimpulan dan tindakan, ketiga, verifikasi yaitu penarikan kesimpulan yang memberikan analisis data puncak.
Berdasarkan hasil analisa tersebut, maka hasil penelitian tentang manajemen kelas dalam rangka meningkatkan efektifitas pembelajaran PAI Siswa di SMK Negeri 1 Batu, dapat disimpulkan “bahwa manajemen kelas memang dapat meningkatkan efektifitas pembelajaran PAI Siswa di SMK Negeri 1 Batu” dan setiap guru PAI terus berusaha untuk meningkatkan manajemen kelas agar dalam pembelajaran siswa terjadi peningkatan.

Monday, March 15, 2010

Peran Kepala Sekolah Dalam Usaha Meningkatkan Mutu Pendidikan Agama Islam

ABSTRAKSI

Dalam suatu lembaga pendidikan, kepala sekolah memiliki peran yang sangat menentukan maju mundurnya sebuah lembaga pendidikan karena kepala sekolah mempunyai peran yang sangat besar dalam mengembangkan sebuah lembaga pendidikan sebagaimana tercantum dalam UUSPN 2003 Bab II pasal 3, yang berbunyi sebagai berikut: Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdasakn kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis dan serta bertanggung jawab.

Untuk mewujudkan tujuan nasional tersebut, salah satu cara yang bisa ditempuh untuk mencapai tujuan pendidikan nasional yaitu melalui peningkatan mutu pendidikan karena adanya peningkatan mutu pendidikan akan dapat mengikuti perkembangan dunia ilmu pengetahuan bahkan dapat mewarnai dinamika masyarakat.

Dalam usaha meningkatkan mutu pendidikan khususnya pendidikan agama Islam, kepala sekolah harus mengetahui segala perubahan dan perkembangan yang terjadi dalam lembaganya. Adanya tenaga pengajar yang professional dan yang tidak professional dalam usaha meningkatkan mutu pendidikan akan mempengaruhi proses belajar mengajar, karena mereka harus mampu mewujudkan tujuan pendidikan dan juga menghasilkan peserta didik yang mampu menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi serta beriman dan bertakwa kepada Allah SWT.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis mengadakan penelitian dengan mengambil judul “Peran Kepala Sekolah Dalam Usaha Meingkatkan Mutu Pendidikan Agama Islam di SMA PGRI Pacekulon Kecamatan Pace Kabupaten Nganjuk”. Dengan rumusan masalah: 1) bagaimana peran kepala sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan agama Islam. 2) bagaimana usaha yang dilakukan kepala sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan agama Islam. 3) faktor apa yang mendukung dan mengahambat dalam meningkatkan mutu pendidikan agama Islam.

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah 1) untuk mengetahui peran kepala sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan agama Islam. 2) untuk mengetahui usaha-usaha kepala sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan agama Islam. 3) untuk mengetahui faktor-faktor pendukung dan penghambat dalam meningkatkan mutu pendidikan agama Islam di SMA PGRI Pacekulon Kecamatan Pace Kabupaten Nganjuk.

Untuk pengumpulan data digunakan dengan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Sedangkan analisis datanya menggunakan diskriptif kualitatif yaitu menginterpretasikan melalui penjelasan-penjelasan diskripitif sebagai kesimpulan mengenai upaya peningkatan mutu pendidikan di SMA PGRI Pacekulon Kecamatan Pace Kabupaten Nganjuk.

Dari hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa Kepala sekolah berusaha mempertinggi mutu dan pengetahuan bagi guru dengan mengadakan diskusi, pelatihan-pelatihan, seminar dan sebagainya. Kepala sekolah memperhatikan perkembangan kegiatan siswa pada kegiatan proses belajar mengajar dalam hal ini kepala sekolah melihat langsung yang dipakai oleh guru, buku laporan kegiatan siswa, dan buku absensi siswa. Kepala sekolah juga berusaha melengkapi alat-alat prasarana dan perlengkapan sekolah termasuk media intruksional yang diperlukan bagi kelancaran dan keberhasilan proses belajar mengajar. Melengkapi buku perpustakaan karena penting bagi perkembangan mutu Pendidikan. Faktor-faktor pendukung dalam meningkatkan mutu pendidikan agam Islam yaitu peran kepala sekolah yang efektif, guru teladan, siswa yang berprestasi dan sumber daya manusia. Adapun faktor penghambat mutu pendidikan agama Islam yaitu sarana dan prasarana serta dana yang kurang mencukupi. Dari hal itulah maka penulis sarankan agar Kepala SMA PGRI Pacekulon Kecamatan Pace Kabupaten Nganjuk terus mengembangkan mutu atau kualitas pendidikan di lembaga yang dipimpinnya, dan kepala sekolah hendaknya memperhatikan factor-faktor yang mendukung maupun yang menjadi penghambat dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan agama Islam agar tujuan Pendidikan Nasional bisa terwujudkan.

Kata Kunci: Peran Kepala Sekolah, Mutu Pendidikan Agama Islam.


Sunday, March 14, 2010

UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

ABSTRAKSI

Perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi berjalan sangat cepat yang mewarnai seluruh aspek kehidupan manusia. Dalam rangka mengimbangi hal tersebut pemerintah menetapkan suatu kebijaksanaan untuk meningkatkan mutu pendidikan, pencapaian mutu pendidikan merupakan langkah yang harus dilakukan dengan usaha peningkatan kemampuan profesional yang dimiliki oleh guru, utamanya guru pendidikan agama Islam.

Guru merupakan salah satu komponen dalam proses mengajar. Seorang guru memiliki tanggung jawab yang besar dalam proses belajar mengajar. Oleh karena itu guru harus memberikan motivasi kepada siswa. Karena motivasi adalah salah satu faktor yang dapat mempengaruhi sukses tidaknya segala aktivitas siswa dalam belajar. Guru tidak semata-mata mentransfer ilmu pengetahuan saja, tetapi juga sebagai pendidik dan pembimbing yang memberikan pengarahan dan menuntut siswa dalam mengajar. Pengarahan disini dapat dapat berupa memberikan motivasi kepada siswa, karena didalam proses belajar mengajar motivasi memegang peranan yang sangat penting. Motivasi tidak dapat dipisahkan dari aktivitas belajar. Siswa tidak akan mempelajari sesuatu bila hal itu tidak menyentuh kebutuhannya. Motivasi adalah syarat mutlak dalam belajar. Sering kali terdapat anak yang malas, suka membolos dan sebagainnya. Adapun yang sering terjadi di sekolah-sekolah formal banyaknya siswa yang tidak ikut pelajaran disaat mata pelajaran pendidikan agama Islam yang tidak disenangi sedang berlangsung, hal ini terlihat pada absensi mata pelajaran pendidikan agama Islam ketika sedang berlangsung dan banyaknya siswa yang malas untuk belajar mata pelajaran pendidikan agama Islam. Dengan demikian guru pendidikan agama Islam tidak berhasil memberikan motivasi yang tepat untuk mendorong agar siswa bekerja dengan segenap tenaga dan pikirannya.

Berangkat dari latar belakang tersebut maka permasalahan yang diangkat oleh peneliti yaitu bagaimana motivasi belajar pendidikan agama Islam siswa di SMK Negeri 1 Bangkalan, upaya apa yang dilakukan oleh guru pendidikan agama Islam dalam meningkatkan motivasi belajar siswa terhadap pendidikan agama Islam, faktor-faktor apa yang dapat menimbulkan motivasi belajar pendidikan agama Islam, dan faktor-faktor yang menghambat motivasi belajar pendidikan agama Islam. Mengacu pada kontek penelitian tersebut, tujuan yang ingin dicapai oleh peneliti yaitu untuk mengetahui bagaimana motivasi belajar pendidikan agama Islam siswa di SMK Negeri 1 Bangkalan, untuk mengetahui Upaya Guru PAI dalam meningkatkan motivasi belajar siswa, untuk mengetahui faktor-faktor yang menimbulkan motivasi belajar siswa, untuk mengetahui faktor-faktor yang menghambat motivasi belajar siswa.

Penelitian yang penulis lakukan adalah termasuk dalam penelitian deskriptif kualitatif. Dan dalam perjalanan mengumpulkan data, penulis menggunakan metode dokumentasi, observasi, dan interview. Sedangkan untuk menganalisisnya, penulis menggunakan tekhnik analisis deskriptif kualitatif, yaitu berupa data-data yang tertulis atau lisan dari orang dan perilaku yang diamati sehingga dalam hal ini penulis berupaya mengadakan penelitian yang bersifat menggambarkan secara menyeluruh tentang keadaan yang sebenarnya.

Hasil dari penelitian yang dilakukan penulis dapat disampaikan bahwa pertama motivasi belajar siswa terhadap pendidikan agama Islam yaitu cukup baik, hal ini terlihat dari kedisiplinan siswa ketika pelajaran pendidikan agama Islam dan siswa hampir tidak ada yang membolos ketika pelajaran pendidikan agama Islam. Kedua upaya yang dilakukan oleh guru PAI dalam meningkatkan motivasi belajar siswa terhadap pendidikan agama Islam digolongkan menjadi tiga yaitu: motivasi tinggi, motivasi sedang, dan motivasi rendah. Adapun motivasi tinggi upaya yang dilakukan guru pendidikan agama Islam dalam meningkatkan motivasi siswa terhadap mata pelajaran pendidikan agama Islam dengan mengadakan kompetisi, dan memberikan angka. Sedangkan kepada motivasi sedang yaitu memberikan tugas, mengadakan ulangan, dan memberikan angka, adapun pada motivasi rendah dengan memberikan ganjaran berupa hadiah dan pujian, menumbuhkan minat dan menjelaskan tujuan akhir. ketiga Adapun faktor-faktor yang menimbulkan motivasi itu ada dua yaitu faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik. Faktor intrinsik adalah faktor dari dalam diri seseorang, adapun yang termasuk dalam faktor intrinsik antara lain adanya kebutuhan dan mempunyai cita-cita. Faktor ekstrinsik adalah faktor yang dapat menimbulkan motivasi yang berasal dari luar diri seseorang. Adapun yang termasuk dalam faktor ekstrinsik antara lain: adanya ganjaran terhadap siswa yang berhasil, adanya hukuman yang diberikan kepada siswa yang melanggar peraturan, dan mengadakan kompetisi baik kompetisi individu maupun kelompok. Keempat Adapun faktor-faktor yang mengahambat motivasi belajar siswa sangat bervariasi. Berdasarkan hasil penelitian di SMK Negeri 1 Bangkalan bahwasanya faktor-faktor yang mengahambat motivasi belajar siswa anatara lain adanya pengaruh dari teman, kondisi siswa, kondisi lingkungan siswa dan kondisi keluarga dari siswa itu sendiri. Kalaupun masih ada alternative lain yang mungkin lebih baik dari apa yang telah disampaikan atau ditulis dalam skripsi ini, maka hal ini dapat dijadikan sebagai masukan atau tambahan agar skripsi ini lebih sempurna.

Kata Kunci : Upaya Guru PAI , Motivasi Belajar PAI


Saturday, March 13, 2010

Pelaksanaan Kurikulum Berbasis kompetensi (KBK) dalam meningkatkan mutu Pendidikan Agama Islam (PAI)

ABSTRAKSI

Masalah pendidikan adalah masalah yang sangat penting dalam kehidupan baik dalam kehidupan dalam keluarga atau bangsa dan negara. Maju mundurnya suatu bangsa sangat dipengaruhi oleh kondisi pendidikannya. Di Indonesia telah berusaha meningkatkan mutu pendidikan pada semua jenjang pendidikan tetapi usaha tersebut masih banyak mengalami kendala, terutama dalam upaya peningkatan mutu pendidikan di Madrasah. Peningkatan mutu pendidikan di madrasah sangat terkait dengan upaya perbaikan. Perbaikan tersebut dilakukan dalam bentuk pembaharuan kurikulum disesuaikan dengan perkembangan dunia Global. Seperti kurikulum 1994 yang berbasis materi diganti dengan Kurikulum Berbasis Kompetensi yang berorientasi pada pencapaian-pencapaian kompetensi.

Mendesain kurikulum pendidikan dalam konteks kekinian memang sebuah tuntutan yang mutlak dilakukan. Berangkat dari tujuan dampak Globalisasi terhadap sendi-sendi kehidupan memeng cukup menghawatirkan bagi generasi bangsa. Kalau kurikulum pendidikan saat ini masih terhegemoni oleh paradikma lama, berarti pendidikan belum melihat kebutuhan masyarakat akan output pendidikan yang berorientasi pada siswa yang memiliki kompetensi. Salah satu lembaga pendidikan yang resah terhadap keadaan tersebut adalah MTs Surya Buana Malang. Keresahan tersebut diwujudkan melalui Pelaksanaan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Hal ini mengantarkan peneliti yang berjudul Pelaksanaan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dalam meningkatkan Mutu pendidikan Agama Islam (PAI) di MTs Surya Buana Malang.

Kajian dan pembahasan skripsi ini bertujuan untuk 1. Mengetahui bagaimana Pelaksanaan Kurikulum Berbasis Kompetensi dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan Agama Islam (PAI) di MTs Surya Buana Malang.2. Faktor apa yang secara sistematis terkait dengan Pelaksanaan Kurikulum Berbasis Kompetensi dalam meningkatkan mutu Pendidikan Agama Islam (PAI) di MTs Surya Buana Malang.Agar tujuan tersebut tercapai dengan baik dan sempurna, maka penulis atau peneliti menggunakan pendekatan literatur dan kajian empiris atau penelitihan lapangan.

Dalam menganalisis data, penulis menggunakan alat analisis deskriptif kualitatif, di mana data-data yang telah dihasilkan baik secara teoritis maupun empiris disajikan dalam bentuk kata-kata atau kalimat secara benar dan jelas sesuai dengan proses yang terjadi di lapangan. Selain itu, penelitihan metode kualitatif dengan jelas studi kasus ini menggunakan tiga tekhnik pengumpulan data yaitu: 1) wawancara, 2) observasi, 3) dokumentasi.

Hasil penelitihan ini menunjukkan bahwa guru PAI terus mengupayakan peningkatan mutu Pendidikan Agama Islam (PAI) melalui kurikulum berbasis kompetensi(KBK). Pelaksanaan tersebut dilakukan melalui berbagai hal yang terkait dengan pengajaran, yaitu meliputi pembuatan buku mata pelajaran,pembuatan modul, evaluasi silabus, pelaksanaan balajar responsif, pembiasaan praktek ibadah, peleksanaan MGMPAI. Selain itu pelaksanaannya dilakukan melalui pelatihan-pelatihan, workshop, dan seminar. Pelaksanaan tersebut ditunjang oleh program kerja waka kurikulum yanh sangat mendukung terhadap pelaksanaan KBK, serta Kepala Sekolah yang perduli terhadap kebutuhan sarana dan prasarana. Pelaksanaan dari segi sarana prasarana meliputi pembuatan bengkel belajar, penyediaan media dan fasilitas belajar yang mencukupi, penambahan buku perpustakaan. Pelaksanaan tersebut ternyata masih kurang bagi guru PAI di MTs Surya Buana Malang, untuk itu guru PAI di MTs Surya Buana Malangterus mengusahakan dan melengkapinya. Terdapat permasalahan dalam peleksanaan Kurikulum Berbasis Kompetensi dalam meningkatkan mutu oleh guru PAI meliputi adanya guru PAI yang statis serta adanya jabatan guru yang tidak tetap.

Kesimpulannya adalah bahwa Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dalam Meningkatkan Mutu PAI dengan segala perangkat yang dibutuhkan, walaupun masih terdapat penataan dan pembaharuan mengenai kekurangan yang ada pelaksanaan tersebutakan semakin mantap dengan kerjasama masyarakat sekolah dan komotmen guru PAI untuk selalu meningkatkan kualitas dan inovasi pendidikan.


Friday, March 12, 2010

Eksistensi Kelompok Bermain Dalam Mengembangkan Keberagamaan Anak

ABSTRAKSI

Kata Kunci (Key word): Kelompok Bermain, Keberagamaan Anak.

Pendidikan agama harus diberikan sejak kecil atau ketika masa kanak-kanak, karena masa kanak-kanak sebagai salah satu tahap yang dilalui manusia sebelum menjadi dewasa memiliki potensi yang sangat penting dalam pembentukan pola kepribadian seseorang. Selain itu pendidikan yang diberikan pada masa kanak-kanak memiliki pengaruh yang sangat besar sebab pendidikan tersebut cenderung akan terbawa terus dalam proses kehidupan anak selanjutnya. Karena itu pemberian pendidikan agama harus dimulai sejak masa itu.

Permasalahan yang menjadi fokus dalam penelitian ini, yaitu (1) Bagaimana upaya kelompok bermain Hajjah Mariyam Batu dalam mengembangkan keberagamaan anak?, (2) Apa faktor-faktor yang mempengaruhi kelompok bermain Hajjah Mariyam dalam mengembangkan keberagamaan anak?. Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah (1) Untuk mengetahui upaya yang dilakukan kelompok bermain Hajjah Mariyam dalam mengembangkan keberagamaan anak, (2) Untuk mengetahui Faktor-faktor yang mempengaruhi kelompok bermain Hajjah Mariyam dalam mengembangkan keberagamaan anak.

Penelitian ini mengunakan pendekatan kualitatif yaitu penelitian yang menghasilkan data deskriptif, dimana data-data yang dihasilkan berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang atau prilaku yang dapat diamati. Sedangkan jenis penelitiannya adalah studi kasus yaitu penelitian yang dilakukan secara intensif, mendalam dan komprehensip tentang latar belakang, sifat-sifat (karakter) yang khas dari suatu kasus. Untuk pengumpulan data dalam skripsi ini digunakan teknik wawancara, observasi dan dokumentasi. Dan data-data yang telah terkumpul kemudian dianalisis dengan mengunakan metode deskriptif analisis dan kajian isi.

Penelitian dilaksanakan di kelompok bermain Hajjah Mariyam Batu dikarenakan kelompok bermain ini mengunakan pola pendekatan pendidikan Islami. Disini anak diarahkan, dibimbing dan dikembangkan sikap, kepribadian, kecerdasan, dan bakatnya berdasarkan nilai-nilai yang ada pada ajaran agama Islam.

Dari penelitian dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: (1) Dalam mengembankan keberagamaan anak di kelompok bermain Hajjah Mariyam ini banyak sekali upaya-upaya yang dilakukan antara lain: memberikan jadwal pemberian materi agama dan selalu menyisipkan pesan-pesan keagamaan dalam setiap kali kegiatan belajar mengajar berlangsung, Memberikan jadwal materi yang bervariasi, Selalu membiasakan anak untuk membaca doa ketika akan melakukan kegiatan, belajar doa-doa sehari-hari dan belajar surat-surat pendek, mengadakan peringatan PHBN dan PHBI, dan melakukan evaluasi atau penilaian untuk mengetahui perkembangan yang terjadi pada anak. Dari upaya-upaya yang dilakukan kelompok bermain Hajjah Mariyam ini anak didik telah banyak mengalami kemajuan dalam perkembangan keagamaannya antara lain: anak mulai mengenal dan hafal surat-surat pendek dan doa-doa kegiatan sehari-hari, bisa mengaplikasikan hasil belajarnya di kelompok bermain ketika di rumah, dan memperoleh banyak pengetahuan tentang agama di kelompok bermain, (2) faktor-faktor pendukung Kelompok Bermain Hajjah Mariyam dalam mengembangkan keberagamaan anak antara lain ada dari pihak pendidik, keluarga, teman sebaya, dan juga dari masyarakat.


Thursday, March 11, 2010

PENGEMBANGAN SISTEM PENDIDIKAN PONDOK MODERN

ABSTRAKSI

Pondok pesantren sebagai salah satu lembaga pendidikan, diakui mempunyai andil yang cukup besar di dalam membesarkan dan mengembangkan dunia pendidikan. Pondok pesantren juga dipercaya dapat menjadi alternatif bagi pemecahan berbagai masalah pendidikan yang terjadi pada saat ini. Pondok pesantren yang ada sekarang pada umumnya telah mengalami perubahan dari dampak modernisasi. Dengan semakin beranekaragam sumber-sumber belajar baru, dan semakin tingginya dinamika komunikasi antara sistem pendidikan pondok pesantren dan sistem yang lain, maka santri dapat belajar dari banyak sumber.

Salah satu bentuk perubahan pengelolaan pondok pesantren adalah munculnya pondok pesantren modern, yang menggabungkan antara unsur-unsur pendidikan Islam tradisional yang identik dengan kitab-kitab klasik dengan pendidikan Islam modern yang menggunakan sistem dan metode yang modern. Salah satu pondok pesantren yang menggunakan sistem pendidikan pondok modern adalah PM Al-Rifa’ie yang terletak di Gondanglegi Malang. Dari sinilah penulis ingin mengadakan penelitian di PM Al-Rifa’ie dengan judul Pengembangan Sistem Pendidikan Pondok Modern Dalam Meningkatkan Profesionalisme Santri.

Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui strategi pengembangan sistem pendidikannya, untuk mengetahui kendala yang mempengaruhi peningkatan profesionalisme santri, untuk mengetahui upaya yang dilakukan oleh PM Al-Rifa’ie dalam meningkatkan profesionalisme santri

Penelitian yang penulis lakukan ini adalah termasuk dalam penelitian deskriptif kualitatif. Dan dalam mengumpulkan data, penulis menggunakan metode observasi, interview dan dokumentasi. Sedangkan untuk analisisnya, penulis menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif, yaitu berupa data-data tertulis atau lisan dari orang dan perilaku yang diamati sehingga dalam hal ini penulis berupaya mengadakan penelitian yang bersifat sebenarnya.

Hasil dari penelitian yang dilakukan penulis dapat disampaikan di sini bahwasanya strategi pengembangan sistem pendidikan yang dilakukan PM Al-Rifa’ie dalam meningkatkan profesionalisme santri adalah: melalui program pendidikannya yang terdiri dari pendidikan formal dan pendidikan agama, sistem organisasi yang teratur di pondok modern Al-Rifa’ie, perekrutan karyawan, program pengembangan kurikulum. Sedangkan faktor kendalanya adalah faktor tenaga pengajar, faktor santri/siswi, faktor wali santri/siswi, faktor organisasi, dan faktor lingkungan. Dan upaya yang dilakukan oleh PM Al-Rifa’ie dalam meningkatkan profesionalisme santri adalah: menyediakan fasilitas pendidikan dan fasilitas lainnya yang mendukung secara memadai, memberikan pembekalan life skill melalui kegiatan ekstrakurikuler, mengadakan diklat dan pelatihan ataupun seminar bagi semua guru baik guru formal, guru diniyah maupun guru murottil qur’an, dan pelatihan, diklat dan seminar bagi para santri.

Adapun saran yang penulis berikan untuk PM Al-Rifa’ie adalah: hendaknya memperhatikan masukan-masukan gagasan dari berbagai pihak. Keterbukaan pondok ini akan mengantarkan lembaga ini mampu berdialog dengan realitas kultural dan sosial dengan gaya yang makin luas. Upaya-upaya menyelami pembaharuan tidak lagi diukur dari norma-norma fiqhiyah yang kaku, tetapi mulai dilihat dari konteks budaya yang berkembang di sekitarnya. Harus sering melakukan studi banding atau karya wisata untuk dapat melakukan perbandingan dengan pondok pesantren yang lain sehingga dapat meniru yang lebih baik tanpa menghilangkan yang sudah ada yang baik. Meskipun berbasis pondok pesantren yang materi agamanya lebih banyak namun dalam kenyataannya pendidikan di PM Al-Rifa’ie hanya menekankan pada segi kognitif (pengetahuan) dan psikomotorik dan mengenyampingkan pendidikan afektif. Maka PM Al-Rifa’ie harus mulai menekankan pendidikan afektif ini. Sebab pendidikan afektif sangat sulit dibanding dengan kedua pendidikan lainnya. Kalaupun masih ada alternatif lain yang mungkin lebih baik dari apa yang telah disampaikan atau ditulis dalam skripsi ini, maka hal itu dapat dijadikan sebagai masukan atau tambahan agar skripsi ini terus berkembang dan tidak berhenti sampai di sini.

Kata Kunci : Pondok Modern, Profesionalisme Santri


Wednesday, March 10, 2010

REMEDIAL TEACHING DALAM MENINGKATKAN PRESTASI

ABSTRAKSI

KATA KUNCI: Remedial Teaching , Prestasi Belajar, Qur’an Hadits

Dalam usaha meningkatkan proses pembelajaran khususnya kepada siswa yang mengalami kesulitan belajar atau yang memerlukan bantuan dalam mempelajari suatu pelajaran Agama dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi dicantumkan pada Pendidikan Agama Islam yang salah satunya mata pelajarannya adalah Qur’an Hadits yang berisi tentang pemahaman tentang kaidah-kaidah ilmu Tajwid bacaan Al-Qur’an dan Hadits-Hadits pilihan yang menjadi materi dalam pelajaran di Madrasah Tsanawiyah. Madrasah Tsanawiyah Negeri 2 Kediri sebagai lembaga pendidikan yang tetap ingin meningkatkan kualitas keilmuan dan belajar siswa dan peran serta dari semua pihak, maka Madrasah Tsanawiyah di nobatkan sebagai Madrasah terbaik tingkat nasional. Salah satu usaha yang dilakukan oleh pihak kurikulum adalah meningkatkan program Remedi dan Pengayaan sebagai usaha meningkatkan prestasi belajar siswa khususnya pada siswa kelas VII dan kelas VIII yang telah menerapkan program remedi pada Mata pelajaran Qur’an Hadits. Jadi dalam hal ini guru berperan aktif dalam meningkatkan proses pembelajaran dalam menghasilkan siswa yang memenuhi standar yang ditetapkan oleh guru. Oleh karena itu penulis tertarik untuk mengambil judul: Remedial Teaching dalam Meningkatkan Prestasi Belajar pada Mata pelajaran Qur’an Hadits (Studi Kasus di Madrasah Tsanawiyah Negeri 2 Kediri)

Berdasarkan latar belakang diatas,maka permasalahan yang ingin diangkat yaitu bagaimana pelaksanaan Remedial Teaching pada mata pelajaran Qur’an Hadits di MTsN 2 Kediri, Faktor-faktor apa yang menghambat pelaksanaan Remedial Teaching pada Mata pelajaran Qur’an Hadits dan Usaha-usaha yang ditempuh oleh guru mata Mata pelajaran Qur’an Hadits dalam mengatasi faktor yang menghambat pelaksanaan Remedial Teaching pada mata pelajaran Qur’an Hadits di MTsN 2 Kediri.

Penelitian terhadap Remedial Teaching dalam meningkatkan prestasi belajar ini, dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana pelaksanaan konsep Remedial Teaching di MTsN 2 Kediri. Dengan tujuan tersebut maka penelitian ini termasuk penelitian kualitatif deskriptif. Analisa deskriptif merupakan alat analisa untuk menggambarkan bagaimana obyek penelitian, yaitu pelaksanaan Remedial Teaching dalam meningkatkan prestasi belajar pada mata pelajaran Qur’an Hadits. Agar hasil penelitian berjalan dengan baik, maka proses analisa data dilakukan langkah sebagai berikut: pertama, reduksi data yaitu pemilihan, pemusatan data “kasar” yang diperoleh dari lapangan agar data yang diperoleh valid, kedua penyajian data yaitu mengumpulkan informasi yang diperoleh dengan memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. ketiga, verifikasi yaitu penarikan kesimpulan yang merupakan analisis data puncak.

Dengan menggunakan metode penelitian seperti yang dijelaskan diatas, maka hasil penelitian tentang Remedial Teaching dalam meningkatkan prestasi belajar pada mata pelajaran Qur’an Hadits sudah berjalan dengan baik. Akan tetapi tidak semua guru menerapkan Remedial Teaching dalam pembelajaran Qur’an Hadits yaitu pada kelas 3 yang belum sepenuhnya menggunakan KBK. Dan pada guru yang mengajar dikelas VII dan VIII sudah mulai menerapkan Remedial Teaching. Melihat proses tersebut terus berjalan, maka secara umum pelaksanaan Remedial Teaching dalam meningkatkan prestasi belajar di MTsN 2 Kediri dapat dikategorikan berjalan dengan baik.


Tuesday, March 9, 2010

STUDI TENTANG KORELASI BIMBINGAN ORANG TUA DENGAN AKTIVITAS BELAJAR DI SEKOLAH BAGI SISWA

ABSTRAKSI

Mengingat bahwa pendidikan di lingkungan keluarga merupakan salah satu dari tri pusat pendidikan dan yang terutama, maka suatu hal yang perlu mendapatkan perhatian dalam bidang pendidikan bukan hanya bagaimana membesarkan anak menjadi orang tua, melainkan kesadaran orang tua terhadap pendidikan dan bimbingan anak guna mencapai kedewasaan rohani dan jasmaniahnya yang merupakan langkah awal dari tercapainya tujuan pendidikan nasional.

Penulisan ini secara teoritis mengetengahkan tentang bimbingan orang tua dan korelasinya dengan aktivitas belajar anak di sekolah. Adapun tujuan penelitiannya, untuk mengetahui ada tidaknya dan sejauh mana korelasi antara keduanya. Masalah-masala yang dituangkan menyangkut: Adakah korelasi antara bimbingan orang tua dalam memberikan motivasi, mengatur waktu dan menyediakan fasilitas belajar dengan aktivitas sekolah. belajar anak di sekolah.

Penelitian ini ditujukan pada 20 anak kelas I dan II MTs Miftahul Ulum Kecamatan Lenteng Kabupaten Sumenep dengan menggunakan teknik quota proporsional stratified random sampling. Sedangkan pengumpulan data dengan menggunakan metode angket sebagai metode primer, aedangkan interview dan observasi sebagai metode pelengkap. Hasil penelitian dianalisa dengan metode statistik melalui analisa Yule’s Q.

Oleh sebab itulah maka keterlibatan orang tua di dalam segala aktivitas belajar anak sangat dibutuhkan bila menginginkan anak aktif dan berprestasi dalam belajar, khususnya di sekolah. Keterlibatan itu diharapkan sebagai bimbingan bagi anak dalam menciptakan situasi dan kondisi yang memungkinkan anak dapat beraktivitas sendiri secara optimal. Kemudian untuk mencapai prestasi belajar yang gemilang, maka disarankan agar para orang tua hendaknya meningkatkan bimbingan terhadap anak dan menjalin kerja sama yang baik dengan pengasuh di sekolah.